Jumat, 25 Juni 2010

Perbandingan Tinggi Nabi Adam Dengan Manusia Sekarang

Nabi Adam tubuhnya sangat kekar dengan tinggi 60 hasta seperti di jelaskan oleh Rasullulah.
Rasulullah bersabda “Allah menciptakan adam dengan tinggi enam puluh hasta. Kemudian setelah Adam, makhluk itu semakin berkurang tingginya seperti sekarang ini“ (HR.Bukhari), hadis ini juga ditemukan dalam riwayat imam Muslim dan imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.
1 hasta = 45,72 cm. maka dengan begitu tinggi nabi adam adalah 27,432 meter.


Hasil survey para ahli di Amerika, orang2 Amerika yg mengklaim bangsa yg mempunyai postur paling tinggi di dunia, tingginya semakin berkurang akibat banyak mengkonsumsi makanan yang sudah diawetkan.

sumber
Baca Selengkapnya...

Kamis, 24 Juni 2010

Penjelasan Mu'jizat Nabi Musa a.s

Mukjizat Tuhan tidak akan bertentangan dengan akal dan sains, serta
Mukzijat itu tidak bertabrakan dengan sistem alam yang telah diatur Tuhan sendiri.

Kenapa mu'jizat tidak bertabrakan dengan HUKUM ALAM,IPTEK dan SAINS?
Karena kesemuanya itu bersumber dari sumber yg sama.
Apakah hukum gravitasi itu dibuat oleh Newton? Tidak, Newton hanya menemukan, yg membuat semua benda yg memiliki massa akan jatuh ke bumi adalah Allah SWT. Jadi bagaimana Allah akan melanggar hukum alam yg Allah buat sendiri? Walaupun Allah Maha Kuasa, tp Dia bukanlah maha pelanggar hukum.

Kenapa Mayat di kubur 10tahun masi awet? Atau kuburan meledak, atau mayat di selubungi belatung, itu cuma sugesti khayalan belaka, jgn terlalu termakan oleh sugesti aneh.


Penjelasan Ilmiah tentang Mukjizat Nabi Musa

Tentunya kita masih ingat tentang kisah Nabi Musa a.s. dan Fir’aun, di mana puncak kedhaliman Fir’aun adalah peristiwa terbelahnya Laut Merah. Menurut Ilmu Astronomi, kita bisa mengetahui kapan peristiwa itu terjadi dan apa penyebab terbelahnya Laut Merah.

Tepat ketika 4000 SM—ketika ditelusuri dari kandungan garam yang ada di mumi Fir’aun diperoleh angka tahun yang sangat teliti dan itu memang sama—Venus masih tidak stabil dan orbitnya akan mendekati Bumi dalam jarak kurang dari radius Bumi.

Prosesnya sendiri berlangsung sekitar 4 bulan dan puncaknya selama kurang lebih 3-6 jam. Ketika Venus mulai mendekati Bumi, siang dan malam Bumi menjadi lebih cepat. Saat itu, bertepatan saat Fir’aun membangun menara tertinggi untuk mengetahui Tuhan-nya Musa, sehingga tercatat menara itu adalah menara terlama yang pernah dibangun manusia. Padahal, memang siang dan malamnya ½ kali lebih cepat dari biasanya.

Kemudian ketika Nabi Musa a.s. lari menuju Laut Merah, Venus sedang benar-benar dalam jarak terdekat dengan Bumi. Saat itu digambarkan bagaimana ketakutan umat Nabi Musa melihat alam berwarna merah dan hitam berubah-ubah. Mereka mengira itu adalah kutukan Fir’aun yang memang dianggap “Tuhan”, akan tetapi itu adalah garis medan magnet yang sangat kuat antara Bumi dan Venus, sedang perpotongannya ada di Jazirah Mesir.

Nabi Musa a.s. dan pengikutnya bingung karena saat itu di depan mereka Laut Merah dan di belakangnya Fir’aun beserta bala tentaranya. Ketika Allah mewahyukan, “Ketukkan tongkatmu, ya Musa!” dan Musa melakukannya, laut pun akhirnya terbelah.

Sesungguhnya itu adalah tepat ketika kedua kutub medan magnet Bumi dan Venus bertabrakan. Tabrakan tersebut menimbulkan titik potong, sehingga kutub magnet utara dan selatan Bumi tertarik sampai ke permukaan. Daerah perpotongan tersebut menjadi daerah hampa benda, dan subhanallah semuanya tepat terjadi di Laut Merah.

Saat itu air laut seperti dinding yang bergejolak, suhunya tinggi serta mempunyai kadar garam yang naik hampir 500% dari normalnya. Hal itu terjadi sekitar 3-4 jam saja karena sesudahnya Venus terlempar kembali menuju orbit yang semula dengan kecepatan 20 kali rotasinya. Waktu selama itu cukup bagi seorang pelari untuk menyeberangi Laut Merah.

Setelah terlemparnya Venus, akhirnya Laut Merah kembali dalam kondisi semula sehingga digambarkan peristiwa tersebut dalam Al-Qur’an,

“… dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya ….”

Dan Fir’aun bukannya tidak bisa berenang, hanya saja suhu dan gelombang (diperkirakan tsunami besar) centroid—jika di Aceh tsunami uncentroid karena mengarah ke pinggir—menjadikan mereka semua tewas.

sumber
Baca Selengkapnya...

Rabu, 09 Juni 2010

(Maha Besar Allah)Al-Quran Tetap Utuh Di Tengah Kebakaran

Allah Akan Selalu Menunjukan Kebesarannya kepada kita semua, begitulah yang terjadi pada kebakaran mobil beberapa waktu lalu, sebuah al-qur'an yang terdapat dalam mobil tersebut tetap utuh dan tidak hangus seperti yang lainnya,, memang maha besar kuasa Allah.












sumber
Baca Selengkapnya...

Rabu, 02 Juni 2010

Koruptor yang Budiman

Cerpen Agus Noor
Dimuat di Kedaulatan Rakyat


SEORANG koruptor kakap mendadak muncul di kantor peradilan. Ia menyerahkan diri minta ditangkap. Beberapa petugas jaga - yang sebagian lagi ngobrol sambil nonton telenovela di televisi, dan sebagian lagi asyik main domino - langsung tergeragap kaget.

‘’Tolong tangkap saya,’’ koruptor ternama itu kembali bicara sambil mengulurkan kedua tangannya seolah-olah minta diborgol. Para petugas jadi langsung gemeteran. Apa tidak salah? ‘’Saya ingin jadi koruptor yang baik dan benar,’’ kata koruptor itu, sambil memandangi para petugas yang terheran-heran - juga agak ketakutan.

Tentu saja peristiwa itu langsung jadi berita besar. Puluhan wartawan segera mengerubungi sang koruptor. Dan koruptor itu pun langsung memberikan pernyataan-pernyataannya.

‘’Saya ingin memberi contoh kepada rekan-rekan koruptor lain, tak baik melarikan diri. Lebih baik duduk tenang di pengadilan. Kalau pingin sembunyi, bukankah persembunyian paling aman bagi koruptor justru ada di pengadilan. Kita nggak bakalan diperlakukan macam maling ayam. Paling ditanyai sedikit-sedikit basa-basi minta bagian hasil korupsi. Tak ada ruginya kalau kita berbagai rezeki sama hakim jaksa polisi. Anggap saja zakat buat mereka. Toh itu juga bukan uang kita.’’

Sejenak ia tersenyum, ketika kamera meng-closeup wajahnya.

‘’Makanya saya di sini, minta diadili. Saya tak hendak membantah. Itu urusan para pengacara saya, karena untuk itulah mereka dibayar: membuat saya kelihatan tak bersalah.’’

‘’Jadi bapak tidak akan membantah kalau Bapak koruptor kakap?’’ cecar wartawan.

‘“Saya hanya ingin meluruskan anggapan keliru, yang menyatakan koruptor macam saya tak lebih benalu bangsa tak berguna. Koruptor macam saya jelas aset bangsa. Kamilah yang menggerakkan roda perekonomian. Dengan korupsi uang jadi terdistribusi. Terjadi pemerataan. Seperti pembangunan, korupsi juga terjadi di segala bidang. Kami tak pernah menikmati buat sendiri. Kami ikut nyumbang pembangunan rumah ibadah, menyantuni anak yatim, membantu korban bencana, menyokong olahraga, iuran tujuhbelasan. Banyak. Karena sebagai koruptor yang baik, kami tahu cara mengelabui. Dengan berbuat baik, kami menjadi dihormati. Duduk di depan bila ada hajatan, dan diminta bicara di pengajian.’’

‘’Bagaimana dengan para mahasiswa yang terus berdemonstrasi menuntut semua koruptor dipenjarakan, Pak?’’

‘’Naif, bila para mahasiswa terus menuntut koruptor di penjara. Nanti malah repot mesti bikin buuanyak penjara. Karena 70% warga republik ini pasti akan masuk penjara. Tidaklah itu hanya akan menghabiskan Anggaran Belanja Negara? Percayalah, biaya memenjarakan koruptor jauh lebih tinggi ketimbang dana subsidi BBM yang dialokasikan buat mengatasi kemiskinan. Jadi, memenjarakan koruptor itu justru kontraproduktif bagi keuangan negara. Daripada uang dihambur-hamburkan membangun penjara, lebih baik uang itu kami korupsi lalu kami bagi-bagikan secara adil dan merata.

‘’Itu namanya korupsi yang adil dan beradab, sesuai Pancasila. Atau biar terdengar lebih trendy: itulah prinsip demokrasi dalam korupsi. Sesuai trias politica, dalam demokrasi mesti ada distribusi kekuasaan yang sama antara eksekutif-legislatif-judikatif. Korupsi yang demokratis pun begitu: eksekutif-legislatif-judikatif dapat kesempatan dan keuntungan yang sama. Korupsi ibarat lokomotif demokrasi yang membawa gerbong-gerbong keuntungan dan semua orang berebut ingin naik menikmati.

‘’Karna itulah, memberantas korupsi sama saja menggulingkan gerbong-gerbong demokrasi. Itu berbahaya. Bisa menimbulkan keonaran para demonstran bayaran. Sebagai koruptor yang baik, tentu saja saya tak ingin itu terjadi. Saya koruptor cinta damai.’’

Para wartawan jadi ramai. Terus mendesak dan berebut ingin maju. Beberapa aparat segera tanggap, dan memberi ruang agar koruptor itu tidak terlalu terdesak. Tapi para wartawan terus saling dorong. Suasana kian ramai ketika serombongan demonstran muncul dan mulai berteriak-teriak menghujat. Tapi Koruptor yang kini dikawal beberapa aparat itu tetap tenang, tersenyum ke arah para demonstran.

Tolong..., jangan terlalu pojokkan kami. Kalau soal unjuk kekuatan, kami juga bisa menggalang aksi besar-besaran. Pikirkan, bila seluruh koruptor di negeri ini menggelar aksi mogok - dalam 1 hari saja! Dari kantor kelurahan sampai Istana Negara, pasti mendadak sepi. Pelayanan publik terhenti. Birokrasi macet. Pabrik-pabrik tak berproduksi. Semua departemen kosong. Jangankan ngurus surat atau bikin KTP, WC Umum saja mungkin nggak ada yang ngurusi. Karena semua koruptor mogok, seperti Lakon Lysistrata ketika seluruh perempuan memboikot laki-laki. Kalian akan pusing sendiri. Kalian akan melihat betapa berkuasanya kami. Kami ada di tiap sendi negeri ini. Bagaimana cara kalian membasmi? Kalian seperti mengamputasi tubuh sendiri.’’

Kata-kata itu bagai sihir yang mampu merenung semua yang hadir hingga terdiam.

‘’Karena itu, marilah kita hidup rukun berdampingan dengan damai. Yang koruptor dan nggak koruptor, apa sih bedanya? Emha Ainun Nadjib bilang, kesalahan hanyalah kebenaran yang tertunda. Maka yang nggak korupsi pun hanya soal kesempatan yang tertunda. Koruptor atau bukan, menyitir si jalang Chairil Anwar, semua akan dapat tempat, semua akan dapat giliran.

‘’Marilah kita mulai belajar menerima kenyataan, betapa korupsi memang sudah menjadi suatu yang menyenangkan di republik ini. Anggap saja koruptor itu sebagai bagian dari perekonomian kita: sudah numpuk utangnya, eh banyak pula koruptornya. Kita ibarat masuk lokalisasi. Sudah bayar, terkena rajasinga pula!’’

Terlihat koruptor itu berdiri gagah, terlihat yakin dan mantap.

‘’Saya tidak malu mengakui kalau diri saya memang koruptor. Saya malah bangga bisa mengaku begitu. Seperti terlepas beban saya. Sekarang saya jadi bisa lebih rileks. Saya siap dihukum dengan cara sebenar-benarnya...’’

***

Seluruh negeri geger. Sebagian besar orang mencacimaki koruptor itu. Demonstrasi menentangnya digelar. Tapi banyak juga yang memuja pikiran dan kejujurannya. Walhasil, nama koruptor itu pun makin melambung, makin popular. Para pakar memandang sinis, karena koruptor itu dianggap cari sensasi murahan.

‘’Saya tak cari sensasi dengan semua ini,’’ katanya saat jadi narasumber talk show di stasiun televisi. ‘“Saya justru ingin memberikan tauladan, bahwa koruptor pun bisa menjadi seorang yang budiman. Kalau pun maling, dia maling yang budiman. Seperti Robin Hood. Atau jadi Zoro, kalau sebagai koruptor kita kian peduli pada wong cilik. Karena siapa lagi yang akan memperhatikan wong cilik? Sebab partai-partai politik tak pernah mikirin nasib wong cilik yang terus-menerus terpuruk dalam kemiskinan. Karena itulah, wahai para koruptor yang beriman, marilah kita tingkatkan amal dan taqwa kita dengan membantu negeri ini, supaya makin terbenam dalam keterpurukan dan kemiskinan lahir batin. Negeri ini tak bisa diselamatkan, kecuali dengan mempercepat proses pembusukan. Koruptor macam kita mesti mendukung proses itu. Bila tidak, negeri ini akan terus nggak jelas seperti ini. Ini negeri seolah-olah, seperti dikatakan Parakitri T Simbolon. Semuanya jadi serba seolah-olah dan seakan-akan. Seolah-olah demokratis. Seolah-olah negeri hukum. Seolah-olah agamawan. Seolah-olah intelektual. Seakan-akan menteri, padahal pengusaha. Seakan-akan penyair, padahal setengah pengangguran. Tak heran, seorang yang sudah resmi menyandang predikat koruptor pun, masih bisa berpenampilan tenang penuh senyum mirip rohaniawan seperti saya.’’

‘’Anda terlalu melebih-lebihkan,’’ potong moderator acara talk show itu dengan nada marah. ‘’Anda juga seolah-olah menempatkan koruptor sebagai sesuatu yang penting!’’.

Dengan kalem koruptor itu menjawab. ‘’Marilah, mulai saat ini kita lebih menghargai koruptor sebagai pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa tapi banyak harta yang berjasa mempercepat proses pembusukan seluruh sampah negeri ini. Anggap saja ini proses evolusi untuk menghasilkan pembuahan: munculnya tunas-tunas koruptor yang lebih bertanggungjawab terhadap nasib bangsanya.’’

‘’Jadi dengan menyerahkan diri, Anda merasa sudah bertanggungjawab, begitu?’’

‘’Terus terang, sebenarnya saya capek jadi buronan. Itu merendahkan martabat saya. Seolah-olah saya ini penjahat sekelas Patroli atau Buser. Makanya, lebih baik saya istirahat nyaman di penjara, ketemu koruptor kolega-kolega saya lainnya. Kan lebih enak begitu. Rukun, saling berbagai pengalaman. Kumpul bareng. Korupsi tidak korupsi asal kumpul. Kalau semua rukun kan enak. Lihat, saya masih tetap sehat, cuma kelihatan tambah kurang waras. Hanya saja, kadang saya tetap heran dengan para aparat kita. Kenapa masih sungkan-sungkan menangkap koruptor kakap macam saya? Ketika saya datang, mereka malah sembunyi. Barangkali para aparat hukum itu memang benar-benar percaya, bahwa koruptor seperti saya ini memang asset bangsa yang mesti dilindungi. Hingga, meskipun koruptor seperti saya sudah berada di dalam penjara, masih saja terus diberi keleluasaan untuk secara sistemik melakukan korupsi dengan baik dan benar, serta secara murni dan konsekuen...”

Lalu koruptor itu tertawa, sebelum akhirnya terpotong jeda commercial break. Iklan sabun cuci muncul. Aku termangu di depan televisi. Rasanya seperti mimpi. Benarkan apa yang tadi saya saksikan di televisi? Mungkin saya mimpi. Kepala saya berat. Kulihat gelas kopi di meja sudah tinggal ampas. Puntung rokok bertebaran. Seperti ada suara-suara bergema dalam kepala.

Tapi bagaimana kalau saya tidak sedang mimpi? ***
Baca Selengkapnya...

Selasa, 01 Juni 2010

Dialog Nabi Sayyidina Rosululloh Muhammad Sollollohu ‘Alaihi Wasallam dengan Iblis Laknatulloh

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata : “Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : ” Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku “.

Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :” Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu ?”.

Para sahabat menjawab , ” Tentu Allah dan Rasul- Nya lebih mengetahui “.

Rasulullah berkata : ” Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”.

Umar bin Khattab r.a. berkata :” Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”. Nabi SAWberkata pelan :” Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [harikiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian ! “.

Ibnu Abbas berkata : ” Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah- tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelahke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur].

Dia berkata, ” Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]“.

Nabi SAW menjawab :” Assamu lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis".

Iblis berkata :" Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginan kusendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah].

“Nabi SAW berkata :” Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.

Iblis berkata,” Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepadamu’. Allah SWT bersabda,” Demi kemuliaan dan keagunganKu, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.

Rasulullah kemudian mulai bertanya :” Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?”.

Iblis menjawab :” Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.

Rasulullah SAW :” Siapa lagi yang kamu benci?”.

Iblis :” Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”.

Rasulullah :” Lalu siapa lagi ?”.

Iblis :” Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”.

Rasulullah :” Lalu, siapa lagi ?”.

Iblis :” Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.

Rasulullah :” Lalu, siapa lagi ?”.

Iblis :” Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya “.

Rasulullah :” Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”.

Iblis :” Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar “.

Rasulullah :” Lalu, siapa lagi ?”.

Iblis :” Orang kaya yang bersyukur “.

Rasulullah bertanya :” Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?”.

Iblis :” Jika aku melihatnya mengambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.

Rasulullah :”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”.

Iblis :”Aku merasa panas dan gemetar”.

Rasulullah :”Kenapa, wahai terlaknat?”.

Iblis :” Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.

Rasulullah :”Jika mereka shaum (Puasa) ?”.

Iblis : ” Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.

Rasulullah :” Jika mereka menunaikan haji ?”.

Iblis :” Saya menjadi gila”.

Rasulullah :”Jika mereka membaca Al Qur’an ?’.

Iblis :’ Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.

Rasulullah :” Jika mereka berzakat ?”.

Iblis :” Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”.

Rasulullah :” Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.

Iblis :” Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.

Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.

Iblis :” Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.

Rasulullah :” Apa pendapatmu tentang Umar ?”.

Iblis :” Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.

Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Utsman ?”.

Iblis :” Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.

Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?”.

Iblis :” Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu”.

Rasulullah :” Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat”.

Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :” Hay-hata hay-hata [tidak mungkin-tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]“.

Rasulullah :”Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?”.

Iblis dengan panjang-lebar menjawab :” Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu. Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar.
Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah. Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] :” (Bujukan orang- orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16). Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa, ” Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, mengadu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannyadengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja. Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang mengakhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:” Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya,’ Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya’. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batallah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti. Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari- jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia. Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakana kepada orang yang sakit :” Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :” Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seperenam umatmu dari Islam.

Nabi berkata :” Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?”.

Iblis :” Pemakan riba”.

Nabi :” Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?”.

Iblis :” Pe-zina”.

Nabi :” Siapa teman tidurmu ?”.

Iblis :” Orang yang mabuk”.

Nabi :” Siapa tamumu ?”.

Iblis :” Pencuri”.

Nabi:” Siapa utusanmu ?”.

Iblis :”Tukang Sihir”.

Nabi :” Apa kesukaanmu ?”.

Iblis :” Orang yang bersumpah cerai”.

Nabi :”Siapa kekasihmu ?”.

Iblis :”Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”.

Nabi :”Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?”.

Iblis :”Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah”.

Nabi :” Apa yang melelehkan badanmu ?”.

Iblis:”Tobatnya orang yang bertaubat”.

Nabi:”Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?”.

Iblis:” Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.

Nabi:” Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”.

Iblis:” Zakat secara sembunyi-sembunyi”.

Nabi:” Apa yang membutakan matamu ?”.

Iblis :” Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]“.

Nabi:” Apa yang memukul kepalamu ?”.

Iblis:” Memperbanyak shalat berjamaah”.

Nabi:” Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?”.

Iblis :” Orang yang sengaja meninggalkan shalat”.

Nabi:” siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”.

Iblis:”Orang kikir / pelit”.

Nabi:” Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?”.

Iblis:” Majlis-majlis ulama”.

Nabi:” Bagaimana kamu makan ?”.

Iblis:”Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku”.

Nabi:”Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?”.

Iblis:” Dibalik kuku-kuku manusia”.

Nabi:” Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?”.

Iblis:” Sepuluh perkara”.

Nabi:” Apa itu wahai terlaknat ?”.

Iblis :” Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah : “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuh dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah :”, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS.17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)

Rasulullah berkata :” Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu”.

Lalu Iblis meneruskan :” Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku: ” Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat. Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh Sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab,setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya. Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya,’ keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya. Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan ” Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:38)”.

Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis : ” Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga”.

Ia iblis menjawab :” Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dariapa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”. Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

Dikutip Dari Buku "Dialog Laknatulloh dengan Rosululloh SAW"

sumber
Baca Selengkapnya...